Cari Cerita Menarik

Kamis, 12 Maret 2020

Cerita Bersambung: Jika Aku Menikah Muda Episode 04



Judul : Jika Aku Menikah Muda (JAMM)
Episode : 04
Penulis : A. Rahman AP
Jenis : Cerita Bersambung
Bentuk : Dialog
Genre : Drama, Komedi, Percintaan
Khusus Pembaca : 13+


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

EPISODE SEBELUMNYA . . .

“Sultan mengalami kecelakaan, Akbar mencoba mengeluarkannya dari dalam mobilnya sebelum akhirnya meledak. Chantika dan Manik merasa khawatir dan cemas dengan Sultan. Harun dan Janeta terkejut mendengar berita tentang kecelakaan Sultan dan Akbar di sebuah saluran televisi.”

BACA EPISODE SEBELUMNYA



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -






Akbar masih menunggu Suster dan Dokter yang akan menangani Sultan



AKBAR : Pergi kemana Suster itu. Manggil Dokter aja sangat lama. Apa Suster itu manggil Dokter ke Surabaya. Menyebalkan! Berapa lama lagi aku harus menunggu, apa dia tidak tau kalau sesuatu bisa saja terjadi sama pasien akibat kecerobohannya itu. Dan pasien itu juga seorang dokter. Sulit di percaya 


Suster pun datang bersama Dr. Trisna dan menghampiri Akbar

AKBAR : Itu dia mereka. Dokter, tolong selamatkan temanku apapun yang terjadi 

TRISNA : Maad Pak, aku hanya bisa berusaha, semuanya tergantung sama yang di atas. Kau juga harus membantunya dengan do'a agar semuanya baik-baik saja

AKBAR : Baiklah Dok, tapi tolong lakukan yang terbaik untuknya 

TRISNA : Pasti, kami pasti akan melakukan yang terbaik dan akan berusaha semaksimal mumgkin

AKBAR : Terima kasih 


Dr. Trisna masuk ke ruang gawat darurat sementara Akbar pergi untuk mencharge ponselnya. Saat di perjalanan, tanpa sengaja Dr. Chantika menabrak Akbar.


"Bruk!!" mereka bertabrakan dan ponsel Akbar jatuh terlepas dari genggamannya, Chantika meminta maaf sambil mengambil ponsel itu.



CHANTIKA : Maaf, maaf 

AKBAR : Astaga. Apa yang kau lakukan? Ponselku jadi terjatuh. Apa kau berjalan dengan penutup mata hingga kau tak bisa melihat dan menabrak orang sembarangan? 



Chantika berdiri dan memberikan ponsel milik Akbar. Saat mereka berdua saling menatap, mereka sama-sama terkejut


CHANTIKA : Ini ponselmu, maafkan a . . . 


"Kau...???" Akbar dan Chantika mengatakan bersamaan dan mereka berdua sama-sama terkejut melihat satu sama lain.


CHANTIKA : Untuk apa kau datang kesini? 

AKBAR : Hallo. Ini bukan rumahmu, ini rumah sakit. Orang bebas kesini kapanpun mereka mau. Kau sendiri, untuk apa berada disini? 

CHANTIKA : Hallo juga. Aku ini seorang dokter. Dan memang disinilah tempatku? 

AKBAR : Kau tidak perlu pamer kau seorang dokter. Kau lebih pantas jadi penceramah 

CHANTIKA : Apa katamu? 

AKBAR : Tidak. Aku tidak mengatakan apa-apa. Hari ini, sudah dua kali aku bertemu denganmu. Dan kau hanya membuatku sial

CHANTIKA : Apa maksudmu? Aku pembawa sial begitu? Kau yang sial!

AKBAR : Apa kau sudah lupa? Tadi pagi kau menabrakku dan sekarang lagi-lagi kau menabrakku. Aku rasa benar-benar ada masalah dengan matamu itu, kau ini seorang dokter bukan? Kenapa kau tidak periksa matamu itu sendiri? Entah sudah berapa banyak orang yang kau tabrak dalam seharinya 

CHANTIKA : Mataku ini baik-baik saja. Kenapa aku harus memeriksanya? Kau saja yang tidak fokus dan terlalu sibuk. Tadi pagi kau sibuk dengan ponselmu di tengah jalan dan sekarang kau juga masih sibuk dengan ponselmu itu. Apa hidupmu hanya bergantung pada ponsel itu sehingga kau tidak memperhatikan orang di sekitarmu 

AKBAR : Mememememememe. Apa kau sudah selesai dengan ceramahmu itu? Kau bicara terlalu banyak. Sekarang giliranku. Tadi pagi kau menabrakku dan menyalahkanku, lalu sekarang kau mau menyalahkanku juga? Apa yang kau pikirkan? 

CHANTIKA : Aku tidak memikirkan apapun? Baiklah aku akui kalau sekarang aku yang salah. Tapi untuk tadi pagi, kau sendiri yang salah. Aku sudah katakan kalau saat itu aku berteriak dan memintamu agar segera menyingkir tapi kau tidak mendengarnya. Setidaknya aku sudah minta maaf padamu sekarang, tidak seperti kau yang hanya mencari kesalahan orang lain 

AKBAR : Apa salahku? Kenapa juga aku harus minta maaf padamu. Kau yang membuat bajuku kotor bukan? Aku lihat kau tidak terluka sedikitpun, dan itu semua karena kau sudah menjadikan badanku sebagai kasurmu, lalu dimana letak kesalahanku? Seharusnya kau berterima kasih padaku 

CHANTIKA : Kau ini benar-benar keras kepala. Menyebalkan sekali. Aku sudah minta maaf padamu, sekarang aku mau pergi, aku ada pasien. Dan terima kasih karena aku mendapatkan kasur yang kasar 

Chantika melangkah pergi namun Akbar mencegahnya.

AKBAR : Hei. Tunggu dulu. Enak sekali jadi dirimu. Minta maaf lalu pergi begitu saja. Dan kau, selalu bawa-bawa nama pasien sebagai alasanmu. Tidak bertanggung jawab 

CHANTIKA : Sebenarnya apa masalahmu? Aku sudah minta maaf tapi kau malah menahanku 

AKBAR : Minta maaf saja tidak akan mengembalikan kondisi ponselku seperti semula 

CHANTIKA : Apa maksudmu? Ponselmu baik-baik saja 

AKBAR : Apa? Baik-baik saja? Ini, coba kau lihat sendiri 


Akbar memberikan ponselnya pada Chantika

AKBAR : Katakan, apa itu baik-baik saja 

CHANTIKA : Iya, tidak ada yang lecet sama sekali 

AKBAR : Dasar bodoh. Coba kau nyalakan 


Chantika mencoba menyalakan ponselnya namun tidak mau nyala.

AKBAR : Hem? Bagaimana? Apa baik-baik saja? Sekarang aku tidak mau tau, kau harus mengembalikan ponselku seperti semula, kau bilang sendiri tadi kalau kau yang salah 

CHANTIKA : Ini tidak mungkin. Aku rasa jatuhnya tidak terlalu keras tapi kenapa ponselnya langsung mati? Bisa saja kan, ponsel ini mati dari tadi sebelum terjatuh 

AKBAR : Apa aku sudah tidak waras sepertimu? Yang benar saja. Untuk apa aku membawa ponsel mati 

CHANTIKA : Berarti ponselmu ini ponsel murahan. Jatuh sedikit saja langsung mati 

AKBAR : Hei kau, kalau mengira jangan sembarangan. Ponselku itu harganya puluhan juta 

CHANTIKA : Lalu? Kau mau aku membayar puluhan juta begitu? Apa kau mau memerasku? 

AKBAR : Aku tidak berkata seperti itu. Aku tidak memintamu untuk mengganti dengan yang baru karena aku tau kau tidak akan mampu membelinya bukan? 

CHANTIKA : Kau ini sombong sekali 

AKBAR : Terserah kau saja. Tapi, aku hanya ingin kau mengembalikan ponselku seperti semula. Bagaimanapun caranya 

CHANTIKA : Baiklah, aku akan membawanya ke tukang service 

AKBAR : Apa jaminannya? 

CHANTIKA : Apa kau tidak percaya padaku? Untuk apa kau meminta jaminan? Aku bekerja disini dan kau bisa menemuiku di tempat ini kapanpun

AKBAR : Bagaimana bisa aku percaya padamu begitu saja. Tampangmu saja seperti penipu. Bisa saja kan kau menjual ponselku yang mahal itu 

CHANTIKA : Ih! Kau, apa begitu caramu bersikap pada wanita? Menyebalkan. Aku tidak seperti itu, untuk apa aku menjual ponselmu. Gajiku disini cukup besar dan aku bersyukur aku bisa memenuhi kebutuhanku sendiri. 

AKBAR : Lalu apa aku harus memujimu dengan mengatakan wahh kau wanita hebat? Begitu? Apa aku harus tunduk pada setiap wanita yang aku temui? Semua wanita itu sama saja, mereka tidak akan pernah merasa cukup. Mereka hanya memikirkan uang dan harta. Dan kami para pria yang jadi korbannya, seakan-akan mereka itu ratu yang harus dilayani. Sekarang kau berkata seperti itu di depanku, aku tidak tau apa yang kau pikirkan dan apa yang akan kau lakukan setelahnya, bisa saja kau menjual kemudian membelikanku ponsel imitasi yang mirip dengan harga yang lebih murah, lalu kau pergi ke mall untuk berbelanja dengan sisa uang hasil penjualan ponselku 

CHANTIKA : Kau ini benar-benar pria yang kasar. Ini ambillah, itu jaminannya. Apa kau puas sekarang? 

Chantika memberikan ponsel miliknya.

CHANTIKA : Tapi ingat! Jangan merubah isinya. Apapun yang ada dalam ponselku kau tidak bisa menghapus atau memindahkannya tanpa izin dariku. Karena data-data yang ada di dalam ponselku itu sangat penting 

AKBAR : Hei, kau tidak perlu khawatir dengan data-datamu itu, ponselmu ini hanya sebagai jaminan saja. Lagipula aku tidak bisa menggunakan ponsel yang jelek seperti ini, jadi untuk apa kau khawatir? Aku kasih kau waktu tiga hari untuk mengembalikan ponselku seperti semula, kalau tidak kau bisa melihat apa yang akan aku lakukan dengan ponselmu ini 

CHANTIKA : Baiklah tuan yang kasar, sombong dan menyebalkan. Apa aku bisa pergi sekarang. Pasienku lebih penting saat ini dari pada bicara omong kosong denganmu 

AKBAR : Ya silahkan nona

Chantika pergi meninggalkan Akbar dengan kesal. Akbar masih memperhatikannya, dalam hati Akbar berkata "Rupanya Wanita menyebalkan itu, tidak sepintar yang ku bayangkan. Dia percaya dengan apa yang ku katakan begitu saja bahwa ponselku itu rusak? Padahal hanya lowbatt. Sulit di percaya. Lihat saja nanti apa yang akan terjadi selanjutnya "



***



Di rumah Kusumajaya, Nenek, Janeta dan Harun merasa khawatir dengan kondisi Sultan karena Akbar belum menghubunginya



JANETA : Astaga suamiku, kenapa Akbar belum juga menelfon kita? 

NENEK : Harun, kita harus susul mereka. Ini sudah malam tapi Akbar belum juga menghubungi kita. Aku merasa khawatir sekarang 

HARUN : Iya, Ibu benar. Aku akan mencari mereka dari rumah sakit terdekat 

JANETA : Baiklah, sekarang tunggu apa lagi. Ayo kita cari sekarang 

HARUN : Tidak Neta, kau temani Ibu saja 

NENEK : Harun, apa maksudmu? Aku mau ikut denganmu 

HARUN : Tidak Ibu, ini sudah malam dan Ibu harus banyak istirahat. Ingat pesan Sultan, kondisi Ibu belum pulih 

NENEK : Tapi Harun, yang di rumah sakit sekarang adalah Sultan yang menyelamatkanku, apa aku tidak boleh melihatnya? 

HARUN : Tapi kita juga belum tau ada di rumah sakit mana Sultan dan Akbar sekarang Bu. Aku janji akan segera menghubungi Ibu jika aku sudah menemukan rumah sakit tempat Sultan di rawat. Dan aku akan membawa Ibu menemuinya 

NENEK : Baiklah 

JANETA : Kau hati-hati dijalan 

HARUN : Jaga Ibu 



Harun beranjak pergi



***



Chantika memasuki ruang gawat darurat dan terkejut melihat kondisi pasien yang penuh darah

CHANTIKA : Dokter Trisna, apa yang terjadi? 

TRISNA : Dia mengalami kecelakaan dan membutuhkan banyak darah sekarang 

CHANTIKA : Apa golongan darahnya 

TRISNA : A negatif 

CHANTIKA : Baiklah. Aku akan segera kembali 

TRISNA : Tunggu Chantika, 



Chantika tidak memperdulikan perkataan Dr. Trisna, dia keluar ruangan dengan terburu-buru.



***



Harun tiba di rumah sakit Mitra Jaya dimana Sultan dirawat


HARUN : Semoga saja mereka ada disini 


***


Akbar kembali ke tempat Sultan di rawat dan melihat dokter masih menanganinya. Akbar mondar-mandir menunggu dokter keluar, dia lalu mengomel.


AKBAR : Sudah jam 9. Apa yang dilakukan dokter itu di dalam. Kenapa lama sekali? 



Akbar terlihat lelah dan duduk di kursi dengan selonjoran, dia lalu terlelap tidur. Tak berapa lama kemudian, Chantika kembali dengan terburu-buru dan tidak melihat jalan, tanpa sengaja dia tersandung kaki Akbar dan terjatuh. Akbar pun terkejut dan terbangun.

"Bruk!!"

CHANTIKA : Aduh! 

Akbar berdiri dan membantu Chantika berdiri


AKBAR : Apa kau tidak bisa melihat? 

Saat Chantika berdiri, Akbar terkejut.

AKBAR : Kau lagi? Aku rasa dunia ini benar-benar sempit. Bahkan rumah sakit yang kelihatan sebesar ini pun ternyata tidak bisa menjauhkan pandanganku darimu. Kau selalu saja muncul dihadapanku 

CHANTIKA : Tolong! Sekarang aku tidak ingin berdebat denganmu. Pasienku lebih penting sekarang ini. Bukannya minta maaf kau malah mengeluh 

AKBAR : Seperti sebelumnya, kau hanya menyalahkan orang lain 

CHANTIKA : Baiklah aku minta maaf dan terima kasih bantuannya 


Chantika pergi dengan kesal. Akbar meneriakinya.

AKBAR : Hei dokter. Sebaiknya aku antarkan kau untuk memeriksa matamu itu. Tenang saja aku yang akan bayar biayanya 



Chantika menghentikan langkah kakinya dan berbalik badan lalu kembali menghampiri Akbar

CHANTIKA : Aku tau kau orang kaya, kau punya segalanya. Dan aku juga tau kalau kau mau berbuat baik 

AKBAR : Baguslah jika kau sadar. Aku ini memang baik 

CHANTIKA : Tunggu sebentar, aku belum selesai bicara. Tapi, aku rasa Tuhan salah memberikan kekayaan itu pada orang sombong sepertimu. Niatmu baik, tapi sikapmu itu, Menyebalkan! 

Akbar menatap Chantika dengan penuh kemarahan

AKBAR : Apa kau . . . 

CHANTIKA : Cukup! Sebaiknya kau tidak perlu bicara lagi. Dan sekali lagi aku tegaskan padamu kalau mataku ini baik-baik saja. Aku tau tentang kondisiku lebih dari dirimu, karena aku adalah seorang dokter. Jadi kau tidak perlu memintaku untuk memeriksa mataku. Kau periksa saja mulutmu itu agar tidak bicara kasar pada seseorang, apalagi sama wanita. Dan satu lagi, berhentilah bersikap sombong dengan kekayaanmu 

Chantika pergi meninggalkan Akbar, Akbar berbicara sendiri

AKBAR : Dia yang banyak bicara, dia juga yang bicara kasar lalu berceramah. Dan aku harus mendengarkan ceramahnya itu lalu dia memintaku untuk diam, terus katanya aku yang bicara kasar. Apa ini? Apa dia pikir dia itu hebat? Bisa menceramahi orang sesuka hatinya? Dan, dan, Ah! Menyebalkan! 

Akbar lalu kembali duduk dengan kesal.



***


Chantika memasuki ruangan gawat darurat dan memberitahukan Dr. Trisna jika stok darah golongan A- sedang kosong.



CHANTIKA : Dokter golongan darah yang cocok dengan pasien saat ini sedang . . . 

TRISNA : Iya Chantika, aku tau. Kau tadi pergi dengan terburu-buru hingga aku tidak sempat mengatakannya padamu 

CHANTIKA : Astaga, maafkan aku dok. Aku terlalu khawatir dengan kondisi pasien 

TRISNA : Aku mengerti, tapi saat ini kondisinya sedang kritis dan kita harus menemukan pendonor secepatnya atau . . . 

CHANTIKA : Atau apa dok? 

TRISNA : Atau nanti akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.



[ BERSAMBUNG.... ]




- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -  - - - - - - -

EPISODE SELANJUTNYA ....

“Harun dan Akbar mendonorkan darahnya untuk Sultan. Chantika terkejut melihat pasien yang ditangani adalah Sultan. Manik melihat Harun, namun Harun tidak melihat Manik. Manik pun bergegas pergi menghindari keluarga Harun.”

BACA EPISODE SELANJUTNYA



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


Follow Social Media Penulis :

Instagram : @arahmanap_
Twitter : @arahmanap_
Facebook : A. Rahman AP


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

PERINGATAN!

Karya tulis ini dilindungi Undang-undang hak cipta dan dalam pengawasan team ART Multimedia Publishing. Barang siapa yang memperbanyak dan memposting ulang tanpa izin, maka akan dikenai pasal dan akan ditindak lanjuti menurut hukum yang berlaku.

For Bussiness :
artproductionsmdr@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar