Cari Cerita Menarik

Selasa, 10 Maret 2020

Cerita Bersambung: Jika Aku Menikah Muda Episode 02



Judul : Jika Aku Menikah Muda (JAMM)
Episode : 02
Penulis : A. Rahman AP
Jenis : Cerita Bersambung
Bentuk : Dialog
Genre : Drama, Komedi, Percintaan
Khusus Pembaca : 13+


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

EPISODE SEBELUMNYA . . .

“Chantika tak sengaja menabrak Akbar dengan sepedanya dan membuat Akbar kesal, Chantika pun merasa dirinya tak bersalah karena sudah berteriak namun Akbar yang berdiri di tengah jalan sibuk dengan ponselnya tidak mendengar teriakan Chantika, mereka berdua berdebat dan sama-sama ingin menang sendiri.”

BACA EPISODE SEBELUMNYA



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


Chantika terus membangunkan Nenek, hingga akhirnya Nenek sadar. Semua orangpun datang mendekat setelah geng motor itu pergi.



CHANTIKA : Nek, Nenek. Apa Nenek baik-baik saja? 

NENEK : Iya, Nenek baik-baik saja nak. Hanya saja . . . 



Nenek kembali merasa sesak di dadanya sebelum akhirnya pingsan kembali


CHANTIKA : Nek? Nenek? Bangun Nek... 



Chantika terus membangunkan Nenek, namun kali ini Nenek tidak sadar. Tanpa berpikir panjang lagi, Chantika segera memanggil taxi dan membawa Nenek ke rumah sakit.



CHANTIKA : Pak, tolong bantu aku mengangkat Nenek masuk ke dalam mobil 

PEMUDA : Baiklah, hei kenapa kalian bengong saja. Ayo bantu 


Semua orang membantu mengangkatnya.


***


Sementara itu, Roby masih tetap menelfon.

ROBY : Baiklah. Aku akan menemui Bapak secepatnya. Terima kasih 


Usai menelfon, Roby menghampiri tempat dimana Nenek menunggu. Namun betapa terkejutnya Roby melihat Neneknya tidak ada di tempat itu.


***


Di perjalanan, Chantika merasa cemas. Chantika terus membangunkan Nenek dan meminta sopir agar mempercepat laju kendaraannya



CHANTIKA : Nek, bangun Nek! Nenek, Nek. Nenek, harus bertahan. Pak, bisa tolong percepat lagi? 

SOPIR : Tapi . . . 

CHANTIKA : Apa kau akan membiarkan Nenek ini celaka 

SOPIR : Iya. Baiklah 

CHANTIKA : Nek, kita akan segera sampai di rumah sakit 


***


Roby mencari Neneknya, namun tidak menjumpainya. Roby terus mencarinya dengan perasaan cemas, namun tetap tidak melihat neneknya dimanapun. 

ROBY : Astaga, dimana Nenek? 

Roby merasa bingung dan khawatir

ROBY : Ya ampun, semua ini salahku. Sekarang aku benar-benar berada dalam dua masalah besar. Apa yang harus ku katakan pada Ibu di rumah jika aku tidak bisa menemukan Nenek. Dan Kakak, pasti dia akan menghukumku. 

Roby lalu bertanya pada seorang pengunjung taman, Roby pun terkejut mendengar penjelasan pengunjung itu.

ROBY : Halo, maaf. Apa kau melihat Nenekku? Dia tadi disana 

PENGUNJUNG : Apa dia memakai kursi roda? 

ROBY : Benar, apa kau melihatnya? 

PENGUNJUNG : Ya, aku melihatnya 

ROBY : Dimana? Dimana kau melihatnya? 

PENGUNJUNG : Disana, tadi dia hampir di tabrak oleh geng motor, untung saja ada seorang wanita pemberani yang menyelamatkannya dan wanita itu membawanya ke rumah sakit. Entah apa yang akan terjadi sama Nenekmu jika wanita itu tidak datang 

ROBY : Apa semuanya baik-baik saja? 

PENGUNJUNG : Aku rasa tidak, karena Nenekmu itu tadi pingsan 

ROBY : Apa? Di-dirumah sakit mana wanita itu membawa Nenekku? 

PENGUNJUNG : Aku juga tidak tau, mungkin rumah sakit dekat sini 

ROBY : Baiklah, terima kasih 

PENGUNJUNG : Iya, sama-sama 


***


Roby segera berlari dan mencari taxi, dia lalu melihat sepeda

ROBY : Sepeda? Mungkin ini sepeda milik wanita baik itu. Baiklah, aku akan memakai sepeda ini saja 


***


Chantika tiba di rumah sakit. Chantika memanggil-manggil suster namun tidak ada yang datanf. Sultan yang melihat Chantika lalu membantunya memanggil suster.



CHANTIKA : Suster, suster! Kemana semua suster disini? Suster! 

SULTAN : Dr. Chantika, ada apa? Kenapa kau terlihat tegang? 

CHANTIKA : Dr. Sultan, di dalam mobil ada seorang Nenek, ini keadaan darurat 

SULTAN : Suster, suster! 


Masih tidak ada suster yang datang, Sultan marah dan teriak membuat semuanya terkejut, dua suster pun datang dengan ketakutan.


SULTAN : Suster! 

SUSTER : I-i-iya Dok, 

SULTAN : Kenapa kalian lama sekali? Cepat, di luar ada seorang Nenek, tolong bantu 


Suster lalu membawa Nenek ke ruang gawat darurat, Dr. Sultan dan Dr. Chantika yang menanganinya


SULTAN : Tenanglah Chantika, semuanya akan baik-baik saja. Ada sedikit gangguan pada sistem pernafasannya dan Nenek juga mengalami tekanan darah tinggi. Tapi, apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Nenek ini sampai pingsan? 

CHANTIKA : Mungkin Nenek hanya sedikit terkejut saja dengan kejadian tadi. Apa kau tau Dok? Hampir saja Nenek di tabrak oleh sekelompok geng motor. Dan ketua geng motor itu sudah berbicara tidak sopan pada Nenek, jadi aku langsung saja menampar ketua geng motor itu 



Sultan dan Chantika mengobrol, Sultan mengejek Chantika, mereka berdua tertawa akrab, Nenek yang sudah siuman mendengar semua obrolan Sultan dan Chantika.



SULTAN : Wah, Chantika. Kau ini berani sekali, kau sudah menampar ketua geng motor itu. Apa kau tidak takut, mencari masalah sama mereka? 

CHANTIKA : Tidak Dok, kenapa aku harus takut? Aku hanya melakukan apa yang aku anggap benar. Sudah tugas kita bukan menyadarkan orang seperti mereka, mereka sudah bicara kasar pada Nenek, itu salah, dan aku tidak suka itu 

SULTAN : Itulah, itulah yang aku suka darimu Chantika, kau selalu membela kebenaran dan mementingkan orang lain, kau itu sangat baik. Tapi aku tidak mengerti, mau sampai kapan kau mementingkan orang lain terus Chantika? Kenapa kau tidak mencari pasangan? Apa kau mau hidup sendiri terus? 

CHANTIKA : Dr. Sultan yang tampan, kau ini bicara apa hah? Aku ini masih muda. Dan setelah apa yang aku alami hari ini, aku jadi tidak ingin menikah muda 

SULTAN : Memangnya kenapa? Apa kau takut akan . . . 

CHANTIKA : Ya ampun Dr. Sultan, untuk apa aku takut? Kalau misalkan aku menikah, aku tidak akan membiarkan suamiku macam-macam. Apalagi jika aku memiliki suami yang angkuh, sombong dan keras kepala. Aku suka itu, setiap hari aku akan menceramahinya seperti . . . 

SULTAN : Seperti? Seperti apa maksudmu? Kau ini benar-benar wanita yang aneh Chantika. Saat semua wanita ingin mendapatkan perhatian dari pria, kau malah sebaliknya 

CHANTIKA : Apa kau tau Dok? Sebelum aku datang kesini, aku sempat bertemu dengan pria yang menyebalkan dia . . . 



Saat itu juga Chantika melihat Nenek yang sudah siuman dan tersenyum. 


CHANTIKA : Nenek? Nenek, kau sudah siuman? Apa Nenek baik-baik saja? 

NENEK : Tentu saja nak, kau sudah menyelamatkan Nenek, jadi Nenek sudah merasa lebih baik sekarang. Oh iya, maaf Nenek mendengar percakapan kalian tadi. Kau ini benar-benar wanita pemberani cucuku 

CHANTIKA : Nenek bisa aja 

SULTAN : Nenek benar, apa Nenek tau? Selain pemberani dia juga wanita yang aneh 


Sultan mengejek Chantika, Nenekpun menahan tawa


NENEK : Ehm-hm-hmm 

CHANTIKA : Dr. Sultan, itu bukan aneh. Apa aku aneh Nek? 

NENEK : Tidak sayang, kau tidak aneh cucuku... 

SULTAN : Nenek curang nih, tadi Nenek tertawa tapi sekarang Nenek malah membelanya 


Sultan pura-pura merajuk, Nenek dan Chantika pun tertawa. Mereka bertiga terlihat begitu akrab meskipun baru bertemu Nenek.


NENEK : Oh iya, Nenek belum tau nama kalian, siapa nama kalian? 

CHANTIKA : Aku Chantika Nek, 

SULTAN : Dan aku Sultan Nek. Kita berdua dokter di rumah sakit ini 


Saat Sultan bersalaman dengan Nenek dia merasakan hal aneh dan berkata dalam hati "Kenapa aku merasa, aku sangat begitu dekat dan nyaman dengan Nenek ini ya. Perasaan aneh apa ini? "


Ponsel Chantika berbunyi, Chantika menerima telfon dari Dr. Trisna, Dr. Trisna memberitahukan kalau operasi pasiennya akan segera dilakukan.


CHANTIKA : Halo Dokter, 

TRISNA : Iya, Chantika. Operasinya akan dilakukan secepatnya. Apa kau sudah ada di rumah sakit sekarang? 

CHANTIKA : Iya Dok, aku sudah sampai sejak tadi. Aku sedang bersama Dr. Sultan disini, Nenek tadi tidak sadar jadi kami merawatnya 

TRISNA : Oh, ya sudah. Kalau begitu kau segera temui aku di ruangan, kita akan mulai operasinya 15 menit lagi 

CHANTIKA : Baiklah, 


Chantika meminta Dr. Sultan untuk menemani Nenek karena dia akan melakukan operasi pada pasiennya, Dr. Sultan pun setuju. Nenek lalu mengejek Dr. Sultan dan semuanya tertawa


CHANTIKA : Dr. Sultan, aku ada pasien yang akan di operasi saat ini, Dr. Trisna sudah menghubungiku. Aku minta tolong kau temenin Nenek sebentar ya 

SULTAN : Baiklah, tidak masalah. Aku akan menjaga Nenek disini 

CHANTIKA : Nenek, aku tinggal sebentar ya Nek... Nenek istirahat dulu disini, saat ini kondisi Nenek masih lemah. Aku akan segera kembali dan nanti aku juga akan menghubungi keluarga Nenek. Kalau nanti Nenek butuh sesuatu, katakan saja pada Dr. Sultan, dia akan menemani Nenek disini 

SULTAN : Iya Nek, aku akan menemani dan menjaga Nenek di sini, 

NENEK : Baiklah Nak, kau pergi saja, pasienmu sangat membutuhkanmu saat ini. Biar dokter tampan ini yang menemani Nenek 

SULTAN : Ahh... Nenek, Nenek bisa aja... Aku jadi malu 


Semuanya tertawa


CHANTIKA : Aku pergi ya Nek 


***


Roby tiba di rumah sakit, dia segera menemui suster resepsionis dan menanyakan Neneknya


ROBY : Suster-suster, Aku mau tanya, di ruangan mana Nenekku di rawat? 

SUSTER : Maaf tuan, siapa nama Nenek anda? 

ROBY : Aty Wijaya 

SUSTER : Tunggu sebentar, biar aku cek dulu 

ROBY : Iya, cepetan ya sus... 


Usai mengecek, suster mengatakan kalau tidak ada pasien yang bernama Aty Wijaya


SUSTER : Maaf mas, disini tidak ada pasien yang namanya Aty Wijaya 

ROBY : Benarkah? Coba-coba suster cek sekali lagi 


Suster kembali mengecek

SUSTER : Maaf mas, memang benar tidak ada pasien yang bernama Aty Wijaya disini 

ROBY : Apa? Hemm... Baiklah, terima kasih ya Sus 

SUSTER : Iya sama-sama 


Roby merasa kebingungan

ROBY : Astaga, ke rumah sakit mana wanita itu membawa Nenek? Ini adalah rumah sakit terdekat, apa mungkin wanita itu membawa Nenek ke rumah sakit yang jauh? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku benar-benar bingung, aku berada dalam masalah besar kali ini. Apa yang akan aku katakan pada Ayah dan Ibu nanti? Dan kakak? Habislah sudah... 


***


Sultan datang membawa bubur untuk Nenek, dan menyuapinya. Sultan dan Nenek pun terlihat begitu dekat mereka saling mengobrol.


SULTAN : Nenek, sekarang waktunya makan. Sultan sudah bawakan bubur untuk Nenek. Nenek makan ya... Biar cepat sembuh, Sultan akan menyuapi Nenek 

NENEK : Kau ini perhatian sekali cucuku, terima kasih 

SULTAN : Iya Nek... Apa yang bisa ku lakukan lagi, di rumah aku tidak punya seorang Nenek 

NENEK : Tidak apa-apa cucuku, kau bisa menganggap Nenek sebagai Nenekmu sendiri 

SULTAN : Benarkah Nek? 

NENEK : Tentu saja cucuku 

SULTAN : Terima kasih Nek, aku merasa sangat bahagia sekarang 



Sultan dan Nenek berpelukan, kemudian Sultan melanjutkan menyuapi Nenek sambil mengobrol kembali.


SULTAN : Nenek makan lagi ya. Oh iya, Nenek tinggal dimana? 

NENEK : Rumah Nenek tidak jauh dari taman baru 

SULTAN : Oh taman baru itu? 

NENEK : Iya. Di rumah, Nenek tinggal bersama anak dan menantu Nenek dan juga bersama tiga cucu Nenek. Kau bisa datang ke rumah Nenek jika ada waktu 

SULTAN : Iya, tentu saja Nek, kapan-kapan aku akan mengunjungi rumah Nenek 

NENEK : Kau sendiri tinggal dimana Nak? 

SULTAN : Ibuku selalu sibuk dengan urusannya dan tidak memperdulikanku Nek, aku selalu merasa kesepian kalau di rumah. Jadi aku terpaksa tinggal di sebuah kompleks apartemen milik Ayah Chantika 

NENEK : Memangnya kau sendirian di rumah? Ayahmu kemana? 

SULTAN : Ayahku pergi meninggalkan kami. Waktu aku masih berusia 3 tahun Nek, 

NENEK : Maafkan Nenek ya, Nenek tidak bermaksud untuk . . . 

SULTAN : Tidak Nek, tidak apa-apa. Aku merasa senang bisa berbagi cerita dengan Nenek 

NENEK : Terus, hubunganmu dengan Chantika . . . 

SULTAN : Dia sahabatku Nek. Kami dulu kuliah bersama dan semenjak saat itu kami mulai dekat sampai sekarang. Apa Nenek tau? Dia adalah wanita paling muda yang sukses mengalahkan senior-seniornya saat kuliah dulu, dia Mahasiswi termuda dan sangat pintar sekali 

NENEK : Dia juga sangat baik, entah apa yang akan terjadi pada Nenek jika tidak ada dia. Pasti Nenek sudah tiada sekarang 

SULTAN : Nenek, Nenek tidak boleh bicara seperti itu, hanya Tuhan yang berhak menentukan nyawa seseorang 

NENEK : Kau benar cucuku, kau dan Chantika benar-benar orang yang sangat baik 


***

Roby pulang ke rumah dengan perasaan cemas dan takut.


JANETA : Roby, kau sudah pulang. Dimana Nenek? 

ROBY : Nenek? Nenek... itu, Nenek... 

HARUN : Kenapa Rob? Apa yang terjadi, kenapa kau gugup dan terlihat ketakutan begitu? 

ROBY : Ayah... Maafkan aku, tadi saat di taman . . . 


Roby menceritakan kejadian saat di taman.


JANETA : Apa? Jadi maksudmu Nenek hilang? Roby, kenapa kau bisa seceroboh itu, harusnya kau angkat telfonmu di dekat Nenek saja. Sekarang bagaimana? Dimana Nenek, dan siapa wanita yang telah menyelamatkan Nenek itu? 

ROBY : Roby juga tidak tau siapa wanita itu Bu... 

HARUN : Sudah-sudah, kalian tenang dulu. Pasti dia wanita yang baik hati, Nenek pasti baik-baik saja. Biar aku hubungi Akbar dulu 


***

Akbar sedang rapat dengan kliennya, lalu ponselnya berbunyi. Akbar meminta izin pada kliennya untuk mengangkatnya.

AKBAR : Maaf, tunggu sebentar ya. Sepertinya aku ada telfon penting 

KLIEN 1 : Iya Pak, kau angkat saja 


Akbar keluar ruangan dan mengangkat ponselnya.

HARUN : Halo, 

AKBAR : Iya Ayah, Aku lagi ada rapat penting, apa ada masalah di rumah? 

HARUN : Benar Nak, Nenekmu hilang 

AKBAR : Apa? 

HARUN : Ayah akan ceritakan semuanya nanti, kau selesaikan saja pekerjaanmu. Ayah rasa, sekarang Nenek juga baik-baik saja 

AKBAR : Tidak Ayah, bagaimana aku bisa bekerja jika Nenek . . . 

HARUN : Sudahlah Nak, Nenek pasti baik-baik saja. Pengunjung taman bilang kalau Nenek di bawa ke rumah sakit sama wanita baik yang telah menyelamatkannya dari geng motor 

AKBAR : Apa? Geng motor? Kenapa sampai berurusan sama mereka Ayah? Apa yang sebenarnya terjadi? Aku, aku akan pulang sekarang 



Akbar menutup telfonnya, Roby merasa ketakutan.



HARUN : Halo, halo, Nak... 

HARUN : Dia mematikan telfonnya, dia bilang dia akan segera pulang 

ROBY : Matilah aku sekarang... 



Akbar meminta maaf pada kliennya dan akan meminta Arya untuk menggantikannya sementara.



AKBAR : Mohon maaf semuanya, aku ada urusan keluarga yang sangat penting, jadi aku tinggal sebentar. Tapi aku akan memanggil . . . 

KLIEN 1 : Pak Akbar, kami sangat mengerti, kami semua bangga padamu. Kau lebih mementingkan keluarga daripada pekerjaanmu, dan dalam hal ini, orang sepertimulah yang kami cari 

KLIEN 2 : Benar Pak Akbar, di jaman seperti sekarang, sudah sangat jarang ada orang yang mementingkan keluarga mereka 

AKBAR : Terima kasih Pak, aku akan memanggil Arya, dia kepercayaanku sekaligus saudaraku, aku akan memintanya untuk menggantikanku sementara 

KLIEN 3 : Baiklah 



Saat Akbar keluar ruangan, para klien itu memujinya.



KLIEN 1 : Tidak salah kita memilih Pak Akbar sebagai patner kita 

KLIEN 2 : Iya benar, 

KLIEN 3 : Selain muda, dia juga peduli pada keluarganya 

KLIEN 4 : Bukankah orang seperti Pak Akbar yang kita cari? 

KLIEN 2 : Ya, dialah patner yang kita cari-cari selama ini 

KLIEN 3 : Benar, 



Akbar masuk ke ruangannya dan meminta Arya agar menggantikan pekerjaanya, merekapun kembali menukar kemeja dan jasnya.



AKBAR : Arya, kau tolong temui klienku di ruang pertemuan. Di rumah sedang ada masalah, aku harus pulang sekarang 

ARYA : Apa semuanya baik-baik saja? 

AKBAR : Kau tidak perlu khawatir, semuanya akan baik-baik saja. Ini kemeja dan jasmu, silahkan kau pakai lagi. Dan lepaskan kemejaku biarkan aku memakainya lagi. Tidak mungkin kan kau memakai kemeja kotor itu untuk menemui klien kita? 

ARYA : Iya baiklah, tapi apa yang sedang terjadi di rumahmu 

AKBAR : Nenek menghilang 

ARYA : Apa? 

AKBAR : Tenang, kau tidak perlu merasa cemas. Fokus saja pada pekerjaanmu, aku akan urus semuanya. Dan sekali lagi terima kasih karena kau telah meminjamkan kemeja dan jasmu. Aku pergi dulu 

ARYA : Iya baiklah 



Akbar meninggalkan ruangan



ARYA : Semoga tidak terjadi apa-apa pada Nenek 


***


Di rumah sakit, Sultan mengatakan kalau dia akan mengantar Nenek pulang karena khawatir keluarganya akan cemas, awalnya Nenek menolak karena ingin bertemu Chantika sebelum pulang namun Sultan membujuknya.


SULTAN : Nenek, sekarang sudah sore, aku akan mengantar Nenek pulang ya? 

NENEK : Tapi Nak, dimana Chantika? 

SULTAN : Dia sedang sibuk Nek, pasiennya mengalami pendarahan dan harus di operasi ulang 

NENEK : Aku akan menunggunya 

SULTAN : Tidak Nek, keluarga Nenek pasti sedang cemas di rumah. Aku dan Chantika belum sempat menghubungi keluarga Nenek 

NENEK : Tapi Nenek belum mengucapkan terima kasih pada Chantika 

SULTAN : Nenek tenang saja, aku akan sampaikan ucapan terima kasih dari Nenek padanya 

NENEK : Baiklah kalau begitu 

SULTAN : Ayo, biar Sultan bantu ya Nek... 

NENEK : Terima kasih Nak, 

Sultan mengangkat Nenek dan mendudukkannya di kursi roda, lalu membawanya menuju parkiran. Kemudian mengangkatnya ke dalam mobil dan mengantar Nenek pulang.


NENEK : Terima kasih Nak, Nenek sudah banyak merepotkanmu 

SULTAN : Tidak Nek, Nenek tidak perlu mengucapkan terima kasih. Bukankah aku ini cucu Nenek 


Nenek tertawa


SULTAN : Bisa kita pergi sekarang Nek? 

NENEK : Baiklah, 


***


Akbar tiba di rumah dengan emosi, dia datang dan berteriak, Harun dan Janeeta mencoba menenangkannya, sementara Roby merasa ketakutan.



AKBAR : Ayah! Ibu! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Nenek bisa menghilang? 

HARUN : Akbar, tenangkan dirimu. Semuanya akan baik-baik saja 

JANETA : Ayahmu benar Nak. Ayo duduk 

AKBAR : Cukup Bu, kenapa kalian seperti menyembunyikan sesuatu dariku? 

JANETA : Tidak Nak, kami tidak menyembunyikan apapun 

AKBAR : Lalu kenapa kalian tidak ada yang memberikanku penjelasan yang jelas? 

HARUN : Ayah akan ceritakan semuanya, kau duduklah dulu 


Akbar duduk dan Harun menceritakan semuanya dari awal, sementara Roby tetap berdiri dengan wajah tegang dan merasa ketakutan.


AKBAR : Jadi semua ini terjadi karena ulah . . . 

Akbar berdiri dan berteriak dengan keras

AKBAR : Roobyyy!!!!!!! 


Semua terkejut


[ BERSAMBUNG.... ]




- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -  - - - - - - -

EPISODE SELANJUTNYA ....

“Sultan mengalami kecelakaan, Akbar mencoba mengeluarkannya dari dalam mobilnya sebelum akhirnya meledak. Chantika dan Manik merasa khawatir dan cemas dengan Sultan. Harun dan Janeta terkejut mendengar berita tentang kecelakaan Sultan dan Akbar di sebuah saluran televisi.”

BACA EPISODE SELANJUTNYA



- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


Follow Social Media Penulis :

Instagram : @arahmanap_
Twitter : @arahmanap_
Facebook : A. Rahman AP


- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

PERINGATAN!

Karya tulis ini dilindungi Undang-undang hak cipta dan dalam pengawasan team ART Multimedia Publishing. Barang siapa yang memperbanyak dan memposting ulang tanpa izin, maka akan dikenai pasal dan akan ditindak lanjuti menurut hukum yang berlaku.

For Bussiness :
artproductionsmdr@gmail.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar